Pengertian
Pengertian monopoli berdasarkan UU anti monopoli adalah
penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau atas penggunaan
jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha. Istilah
monopoli berasal dari bahasa Yunani yakni monos
polein yang berarti “menjual sendiri”. Oleh sebab itu para ahli berpendapat
bahwa monopoli terjadi bila output seluruh industri diproduksi dan dijual oleh
satu perusahaan saja. Sebagai penjual maka ia memiliki kekuatan untuk mengataur
harga (price maker). Contoh
perusahaan-perusahaan Monopoli di Indonesia adalah PLN, PAM, TELKOM, PT. KAI,
dll.
Monopoli secara harfiah berarti di pasar hanya ada satu
penjual. Frank Fisher menjelaskan kekuatan monopoli sebagai “the ability to act in unconstrained way”
(kemampuan bertindak [dalam menentukan harga] dengan cara sendirinya),
sedangkan Besanko menjelaskan monopoli sebagai penjual yang menghadapi “little or no competition” (kecil atau
yidak ada persaingan).
Karakteristik bentuk pasar monopoli
sebagai berikut :
1. Hanya ada satu penjual. Dengan hanya ada
satu penjual, maka keputusan harga sangat ditentukan oleh monopolis. Penjual
merupakan penentu harga(price maker/price
setter) dan pengontrol harga pasar.
2. Tidak ada close subtitute, artinya tidak
ada penjual lain yang dapat mengganti secara output yang dijual monopolis.
3. Adanya hambatan untuk masuk ke pasar (barrier to entry). Hambatan tersebut
bisa bersifat legal yakni melalui Undang-Undang, melaluii penguasaan teknik
produksi / teknologi yang sangat canggih.
4. Iklan / promosi kurang diperlukan.
Karena monopolis adalah satu-satunya penjual dalam pasar, maka iklan tidak
begitu dibutuhkan. Iklan yang dimunculkan oleh monopolis biasanya hanya untuk
mengingatkan konsumen akan produknya. Di samping itu untuk menjaga hubungan
baik dengan masyarakat.[1]
Sebab-sebab timbulnya monopolis
Ada beberapa faktor yang menyebabkan
timbulnya pasar monopoli dimana faktor-faktor ini juga merupakan hambatan bagi
produsen lain masuk ke dalam pasar.
1. Penguasaan bahan mentah yang potensial
dan strategis. Perusahaan memiliki sumber daya penting yang tidak diketahui
oleh pihak lain.
2. Produsen memilki teknik produksi yang
berbeda dengan yang lain (exclusive
knowledge).
3. Produsen memiliki hak penjualan tunggal
(exclusive francise).
4. Produsen memmilki ijin khusus dari
pemerintah untuk mengelola suatu usaha tertentu. Atau adanya penetapan tarif
dari pemerintah, agar barang-barang impor sejenios tidak dapat masuk.
5. Pasar yang sangat terbatas, sehingga ukuran
pasar tersebut terlalu kecil apabila dikelola oleh lebih dari satu perusahaan
yang mengoperasikan skala perusahaan optimum.
6. Penguasaan masalah distribusi, mahalnya
biaya pengangkutan dalam suatu industri dapat memisahkan suatu pasar dengan
lainnya.
7. Investasi awal yang sangat besar
8. Produsen menetapkan kebijaksanaan
limitasi harga (limit pricing policy).
Kebijaksanaan ini dilakukan dengan penetapan harga serendah mungkin, agar
perusahaan lain tidak tertarik untuk memasuki pasar. Policy ini biasanya didukung
dengan kebijaksanaan promosi seperti iklan secara besar-besaran serta dengan
diferensiasi produk.
Penghasilan rata-rata dengan penghasilan marginal
Perusahaan
monopolis berbeda dengan perusahaan persaingan sempurna sehingga kurva
permintaan monopolis mempunyai kemiringan negatif. Oleh sebab itu bila
monopolis menginginkan pendapatannya bertambah, maka ia harus menurunkan harga
jualnya. Sehingga bila monopolis menaikkan harga, maka jumlah output yang
terjual berkurang. Dengan mengetahui bentuk kurva permintaan pada pasar
monopoli, dapat ditentukan besarnya pendapatan
rata-rata maupun pendapatan marginalnya.
Pendapatan rata-rata dapat diperoleh dengan cara mmembagi
seluruh pendapatan yang diperoleh dengan
jumlah output yang terjual. Seandainya harga yang ditentukan monopolis tetap,
maka besarnya pendapatan rata-rata adalah harga itu sendiri. Sedangkan yang
dimaksud pendapatan marginal adalah tambahan pendapatan sebagai akibat adanya
tambahan unit output yang terjual.[2]
Hubungan
antara penghasilan rata-rata dengan penghasilan marginal dapat digambarkan
melalui contoh berikut.
Tabel 1
Keterangan tabel :
Mula-mula monopolis
menetapkan harga sebesar Rp. 30.000, output yang terjual pada tingkat harga ini
4 unit. Agar dapat menambah jumlah penjualan menjadi 5 unit, monopolis harus
menurunkan harga sebesar Rp. 250, demikian pula seterusnya. Oleh sebab itu
marginal revenue (MR) menjadi lebih kecil dari tingkat harga, karen auntuk
menjual untuk satu unit tambahan monopolis harus menurunkan harga barang
tersebut. Penghasilan marginal terletak diantara dua baris sebagai bukti bahwa
pendapatan marginal (marginal revenue) menunjukkan pengaruh perubahan output
terhadap penghasilan antara dua jumlah seperti yang tercantum pada tabel.
Kurva permintaan pada
monopolis
P
P0
P1 .
Kurva
1 0 Q0 Q1 Q
Keteranngan
gambar :
Pada kurva permintaan yang memiliki
kemiringan negatif, menyebabkan penghasilan marginal lebih kecil dari tingkat
harga. Bila monopolis ingin menaikkan penjualan dari Q0 ke Q1, maka ia harus
menurunkan harga dari tingkat P0 ke P1. Area P1,
P0, A, C menunjukkan penurunan penerimaan, sedangkan area Q0 CBQ1
menunjukkan tambahan penerimaan.
Hubungan
antara penghasilan marginal dengan elastisitas
Dengan
mengacu pada bentuk kukrva permintaan yang berbentuk garis lurus dan mempunyai
kemiringan yang negatif, maka dapat ditentukan secara grafis besarnya
pendapatan total dan pendapatan marginal bagi monopolis.
Berbagai
kesimpulan mengenai hubungan antara elastisitas harga dengan tingkat pendapatan
pada perusahaan monopoli :
a. Pada kurva permintaan yang berada di
atas titik T (titik tengah) memilki elastisitas lebih besar dari 1. Bentuk
kurva TR memiliki kemiringan yang positif dan menggambarkan penambahan
pendapatan pada saat terjadi penurunan harga.
b. Pada titik T besarnya elastisitas adalah
1 (unitary elastis0, dimana kurva Tr
berada pada titik puncak (titik N).
c. Pada kurva permintaan yang berada di
bawah titik T, memi8liki elastisitas kurang dari 1. Bentuk dari kurva TR
memilliki kemiringan yang negatif dan menggambarkan penurunan pendapatan dengan
semakin menurunnya harga.
P E>1
E<1
0 AR Q
P MR
N
TR
0 Q Kurva 2
Keterangan gambar :
Dengan meningkatnya pendapatan total monopolis, maka
besarnya marginal revenue (MR) lebih kecil dari tingkat harga. Pada kondisi ini
MR lebih besar dari nol, dan memiliki besaran elastisitas lebih besar dari satu
(elastisitas). Kurva permintaan monopolis sama dengan kurva AR (average
revenue). Sedangkan MR terletak dibawah kurva AR karena bentuk kurva permintaan
yang memiliki kemiringan semakin menurun. Penjualan total (TR) ditunjukkan
dengan gambar berbentuk U terbalik. Bentuk TR akan selalu demikian bila kurva
permintaannya adalah berbentuk garis lurus, dimana untuk dapat menjual output
lebih banyak monopolis harus menurunkan harga.
Melalui Kurva 2 juga
dapat diketahui mengenai bentuk kurva MR dan hubungannya dengan tingkat
pendapatan total serta kurva permintaan yang berbentuk garis lurus.
Karakteristik marginal revenue (MR)
pada kondisi seperti ini adalah sebagai berikut :
Ø Kurva MR akan selalu berada di bawah
kurva permintaan atau AR (ingat kurva DD = kurva AR). Artinya nilai MR lebih
rendah dari harga pada berbagai tingkat output.
Ø Kurva MR mmemotong sumbu datar dan tepat
berada di titik A, dimana besaran elastisitas adalah satu dan tingkat
pendapatan total berada di titik puncak.
Laba yang maksimal dicapai monopolis pada saat MR = MC,
dimana MR > 0. Oleh sebab itu untuk mencapai tujuannya maka monopolis akan
selalu berproduksi ketika MR adalah positif, dan permintaan adalah elastisitas.
Bila suatu waktu monopoli berproduksi pada saat permintaan adalalh
inelastisitas, maka untuk meningkatkan penghasilan serta mengurangi biaya
total, ia harus menurunkan outputnya.
Pemaksimuman
keuntungan
·
Biaya
tetap total adalah Rp. 4000. Berdasarkan permisalan ini maka apabila perusahaan
tidak beroperasi yang berarti jumlah produksi adalah 0, biaya total adalah Rp.
4000.
·
Sehingga
produksi 4 unit hukum hasil lebih yang semakin berkurang belum berlaku. Berarti
biaya merjinal semakin rendah, apabila produksi ditambah. Keadaan ini
digambarkan oleh kenaikan biaya total yang semakin sedikit.
·
Sesudah
produksi mencapai 4 unit, hukum hasil
lebih yang semakin berkurang berlaku. Sebagai akibatnya biaya marjinal
meningkat dan ini dapat dilihat dari pertambahan biaya total yang semakin
meningkat pada setiap penambahan satu unit produksi. Untuk memudahkan dengan
perhitungan tabel berikut:
Dalam ribuan rupiah
Tabel 2
Data di kolom 5 dapat dihitung dengan Keuntungan = hasil penjualn total dikurangi biaya total. Data dalam
kolom 5 jumlah keuntungan adalah Rp. 8000. Walaupun demikian, dalam analisis
yang bersifat umum akan selalu dikatakan bahwa perusahaan monopoli tersebut
akan memproduksikan 4 unit untuk memaksimumkan keuntungan.
Menentukan keuntungan dengan pendekatan MC = MR
Titik
optimal penjual terjadi ketika MC = MR. Karena bentuk kurva permintaan D pada
pasar monopoli bentuknya curam.
Permintaan
D :
P = a – bQ → slope = –b
Total
Revenue : TR =
P x Q
=
aQ – bQ2
Average
Revenue : AR = TR/Q
=
aQ – bQ2
=
a – bQ → slove = –b
Marginal Revenue : MR = d(PQ)/dQ
=
a – 2bQ → slove = –2b
Jadi kurva D
berhimpit dengan kurva AR, sedangkan kkurva MR = Ω AR
Untuk lebih
jelasnya, misalkan kurva permintaan D : P = 6 –
Q. Harga, kuantitas, total revenue,
marginal revenue, dan average revenue
adalah sebagai berikut.
P
7
6
5
4
3 Average Revenue (Demand)
2
1 Marginal Revenue
0 1 2 3 4 5 6 7
Q
Kurva
3
Hal
ini menunjukkan kurva permintaan D yang tidak elastis, karena sangat sedikit
penjual yang menjual barang yang mirip (close
subtitute), atau bahkan tidak ada penjual barang yang mirip. Posisi ini
yang memberikan kekuatan bagi penjualdi pasar monopoli untuk menentukan harga (price maker). Jadi, slope negatif disebabkan barang yang terdiferensiasi, sedangkan
bentuknya yang curam disebabkan tidak adanya atau sangat sedikit barang yang
mirip di pasar.[3]
( dalam ribuan rupiah)
Tabel 3
Data hasil penjualan marjinal yang
ditunjukkan kolom 2 diambil dari data yang sama dalam Tabel 2 dalam data 3
dihitung dengan MC = TC2-TC1. Data mengenai biaya total
(TC) diambil dari tabel 3 kolom 4. Berdasarkan data kolom 2, 3, dan 4 dapat
ditunjukkan tambahan keuntungan pada
setiap tingkat produksi.apabila perusahaan tidak memproduksi barang biaya yang
ditanggung perusahaan adalah Rp. 4000 dan ini meliputi biaya tetap yang
mempengaruhi keuntungan. Oleh karena itu dalam kolom 3 data tersebut dihitung
sebagai “biaya marjinal”.
Penentuan
keseimbangan pada monopolis
Untuk menentukan keseimbangan
monopolis menggunakan asumsi bahwa struktur biaya yang dimiliki monopolis sama
dengan struktur biaya yang dimiliki oleh produsen pada pasar persaingan
sempurna. Dengan demikian bentuk kurva-kurva AFC, AC, MC monopolis berbentuk
seperti huruf U, seperti pada pasar persaingan sempurna.
Monopolis akan memperoleh keuntungan
maksimum dalam jangka pendek apabila memenuhi syarat MC = MR
P P
MC MC ATC3
ATC2
P0 ATC1
P0
D D
MR MR
0 Q0 Q 0 Q0 Q
a) b)
Keterangan gambar : Kurva 4
Syarat untuk mencapai laba maksimal adalah bila output
berada pada saat MR = MC. Pada tingkat Q0 tingkat harga terletak di
atas MC, laba maksimal juga bersyarat bahwa P harus lebih besar dariAVC.
Kondisi mendapatkan laba atau rugi ditentukan oleh posisi kurva ATC. Gambar (a)
menunjukkan bahwa monopolis memperoleh laba, biaya total rata-rata (ATC) ditunjukkan
oleh ATC1, berada di bawah tingkat harga. Karena P > ATC maka TR
> TC. Gambar (b) menunjukkan bahwa monopolis berada dalam kondisi titik
pulang pokok (laba nol), dimana ATC2 terletak sama persis dengan
tingkat harga. Karena P = ATC, maka TR = TC. Apabila kemudian terjadi kenaikan
biaya total rata-rata maka ATC2 akan bergeser ke ATC3,
pada kondisi ini monopolis menanggung rugi, karena P < ATC maka TR < TC.
Monopoli dan kurva penawaran
Kurva penawaran pada
monopolis tidak menggunakan konsep seperti pada pasar persaingan sempurna,
meskipun tujuan mendapatkan laba maksimal sama-sama dicapai pada saat MR=MC,
tetapi yang membedakan adalah tingkat harga yang ditetapkan. Pada persaingan
sempurna tingkat harga merupakan marginal
revenue (MR), sedangkan dalam monopolis tidak demikian. Dalam monopolis MR
akan berbeda pada setiap harga yang ditetapkan. Karena output yang sama dapat
dihasilkan dengan tingkat harga yang berbeda-beda, maka dapat dikatakan bahwa
harga dan output pada monopolis tidak ada hubungannya dengan kurva penawaran.
Diskriminasi
harga
Kebijaksanaan diskriminasi harga adalah suatu cara yang
dilakukan oleh seorang monopolis dalam menjual barang yang sama denngan tingkat
harga yang berbeda-beda, pada saat yang sama kepada pembeli yang berbeda,
dimana harga dibedakan bukan karena perbedaaan dalam biaya produksi. Kalaupun
bbiayanya berbeda namun tidak sebesar yang ditetapkan oleh perusahaan.
Syarat
yang harus dipenuhi monopolis dalam menetapkan kebijakan harga
1. Pasar benar-benar terpisah. Dalam
kondisi ini konsumen yang membeli barang dengan harga yang lebih murah tidah
akan dapat menjual kembali dengan harga yang lebih tinggi kepada konsumen lain.
Terpisahnya pasaar ini dapat disebabkan karena faktor biaya transportasi,
dimana biaya transpor untuk menjual ke konsumen lain lebih besar dari perbedaan
harga barang.
2.
Monopolis
harus dapat membagi pasar ke dalam dua atau lebih kelompok pembeli, yang
masing-masing fungsi permintaannya memiliki elastisitas yang berbeda-beda.
3. Penjual harus mempunyai kemampuan untuk
menaikkan harga tanpa kehilangan seluruh konsumen.
Macam-macam
diskriminasi harga
1. Diskriminasi harga derajat I
Terjadi apabila monopolis dapat menjual
produknya kepada konsumen pada tingkat harga maksimum sesuai dengan
kesannggupan konsumen untuk membayarnya (willingness
to pay). Tiap unit barang yang berbeda akan dikenakan harga yang berbeda
pula, misalnya lukisan.
2. Diskriminasi harga derajat II
Monopolis akan menetapkan harga yang
berbeda kelompok/sejumlah barang. Mmisalnya pada 5 pembelian pertama ditetapkan
harga Rp 1000/unit, tetapi apabila konsumen membeli lagi maka unit berikutnya
dikenakan harga yang lebih murah misalnya Rp 800/unit.
3. Diskriminasi harga derajat III
Monopolis menetapkan harga yang berbeda
untuk pasar yang berbeda pada produk yang sama. Monopolis akan menentukan harga
yang lebih tinggi di pasar yang memiliki permintaan yang lebih tidak elastis (inelastic).
Diskriminasi harga
P
P
P4
P1 P3
P2
P2 P1
P0
0
0
Q1 Q2 Q Q0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q
a) b)
Keterangan
gambar :
Dengan menetapkan diskriminasi harga,
monopolis dapat meningkatkan pendapatan totalnya. Pada masing-masing harga yang
ditetapkan yakni P0 dan P1, jumlah barang yang diminta
adalah sebesar Q0 dan Q1.
Gambar
(a) Monopolis menetapkan dua harga yakni P0 untuk unit pertama dan P1
untuk unit ke 2.
Gambar
(b) Monopolis menetapkan 5 harga yakni P0, P1 dan P2,
hingga P4 untuk masing-masing unit yang dijual. Bila produsen
menetapkan tingkat harga yang berbeda pada setiap unit, maka diskriminasi harga
menjadi sempurna.
Rangkuman
1. Pasar monopoli adalah pasar pasar barang
di mana hanya terdapat satu produsen dalam pasaran. Ciri penting lain dari
perusahaan monopoli adalh: barang yang diproduksinya tidak mempunyai pengganti,
hambatan untuk memasuki pasar sangat besar dan mempunyai kekuasaan yang besar
untuk mempengaruhi harga.
2. Monopoli adalah penjual tunggal ,
sehingga dalam suatu struktur pasar hanya terdapat satu perusahaan. Bentuk
kurva permintaan monopoli memiliki kemiringan / slope yang negatif (sesuai
dengan hukum permintaan) sehingga identik dengan kurva permintaan produk.
3. Terewujudnya monopoli terutama
disebabkan oleh salah satu atau gabungan
tiga faktor berikut: memiliki sumber daya yang unik/istimewa dan tidak dapat
digantikan, dapat menikmati skala ekonomi hingga ke tingkat produksi yang
sangat besar, dan peraturan pemerintah yang memberi hak eksklusif atau hak
monopoli. Peraturan pemerintah yang mewujudkan monopoli adalah hak paten, hak
cipta, dan hak usaha eksklusif.
4. Kurva, TR, MR, dan DD=AR dalam
perusahaan monopoli berbeda dengan di perusahaan yanng berada dalam pasar
persaingan sempurna. Dalam monopoli kurva permintaan DD=AR menurun dari
kiri-atas ke kanan-bawah kurva DD, Sehingga kurva TR berbentuk U terbalik.
5. Dalam monopoli perusahaan dapat
menghadapi salah satu dari empat keadaan berikut: (i) memperoleh untung lebih
normal, (ii) memperoleh untung normal, (iii) mengalami kerugian tetapi dapat menutup biaya berubah,
dan (iv) hasil penjualannya kurang dari biaya berubah. Dalam jangka panjang
peusahaan monopoli akan terus beroperasi hanya apabila mendapat untung normal
atau lebih normal.
6. Berbeda dengan pasar persaingan
sempurna, dalam monopoli tidak dapat ditentukan kurva penawaran perusahaan. Hal
ini disebabkan karena tidak terdapat hubungan yang pasti antara tingkat harga
dan kuantitas barang yang ditawarkan.
7. Perusahaanmonopoli, untuk menambah
keuntungan, selalu menjalankan kebijakan diskriminasi harga-yaitu menjual
produksinya pada harga yang berlainan di dua pasar yang terpisah. Untuk dapat
menjalankankegiatan diskriminasi harga, harus wujud hal berikut:
a) Barang tidak dapat dipindahkan daari
satu pasar ke pasar lain.
b) Barang yang diproduksikan dapat dijual
di dua pasar yang berbeda.
c) Elastisitas permintaan di kedua-dua
pasar berbeda.
d) Biaya yang dikeluarkan tidak melebihi
keuntungan tambahan yang diperoleh.
e) Ciri pembeli di satu pasar berbeda
dengan di pasar lain.
8. Dalam pasar monopoli sering terjadi
monopoli alamiah─yaitu suatu perushaan tunggal yang mampu
menurunkan biaya produksi per unit hingga ke tingkat produksi yang sangat
tinggi. Di perusahaan monopoli seperti itu masyarakat akan memperoleh menfaat
yang lebih besar apabila monopoli tersebut diatur kegiatannya agar memproduksi
barang yang lebih banyak daripada tingkat produksi yang mewujudkan keuntungan
yang paling maksimum kepada produsen. Kesejahteraan masyarakat akan dapat
ditingkatkan apabila: (i) produksi dicapai pada ketika P = AC[-minimum, atau
(ii) produksi dicapai pada ketika MC = memotong AR (dan menyebabkan MC = P).
9. Kebaikan perusahaan monopoli adalah:
a) Apabila
menikmati skala ekonomi, biaya produksi lebih murah daripada di firma pasar
persaingan sempurna, dan tingkat produksi lebih besar.
b)Mutu barang semakin meningkat dan harganya
semakin murah apabila perusahaan terus-menerus melakukan pengembangan dan
inovasi.
c) Kesejahteraan
masyarakat dapat ditingkatkan apabila monopoli dapat terus menghasilkan barang
yang lebih murah dan lebih bermutu.
10. Walau bagaimanapun, apabila perusahaan
monopoli tidak berkembang, keburukan berikut
mungkin berlaku:
a) Harga barang lebih mahal dan tingkat
produksi lebih rendah di pasar persaingan sempurna.
b)Barang yang dihasilkan tidak banyak
mengalami perubahan.
c) Kesejahteraan masyarakat lebih buruk
daripada yang diwujudkan oleh pasar persaingan sempurna.
11.
Kurva permintaan pasar sama dengan kurva penghasilan rata-rata produsen,
sedangkan kurva marginal revenue
berada di bawah kurva penghasilan rata-ratanya.
12.Suatu
perusahaan dapat menjadi monopolis karena berbagai faktor, seperti faktor
ekonomi maupun faktor hukum. Faktor-faktor tersebut merupakan penghalang bagi
produsenh baru untuk masuk ke dalam pasar tersebut (barrier to entry).
Di
samping itu monopoli cenderung untuk memperburuk distribusi pendapatan dalam
masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
Kunawangsih, Tri
P.2000.Pengantar Ekonomi Mikro.Jakarta
Barat: LPFE Trisakti
Sukirno, Sadono.
2008.Mikro Ekonomi Teori Pengantar.Jakarta:
RajaGrafindo Persada
Al-Malibari.Ekonomi Mikro Islami. Jakarta:
RajaGrafindo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar